Pengalamanku Bersekolah di SDN Model Banyuwangi

Nama saya Dimas Dzaky Ardanansyah, saya sekarang berumur 12 tahun. Saya pertama kali memasuki SDN Model pada tahun 2012, ketika itu saya masih berumur 6 tahun. Saya mendaftar di SDN Model Banyuwangi sebagai siswa baru yang ditempatkan di kelas 1B dan memiliki nomor absen 07.

                Hari pertama saya bersekolah, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Saya berkenalan dengan siswa-siswa baru lainnya, saya senang sekali memiliki kawan-kawan baru setelah saya berpisah dengan sahabat akrab saya waktu di TK dulu yang bernama Dika.

                Pada masa kelas 1 saya sering sekali dibully oleh kakak kelas saya, dan teman-teman saya pun membela saya. Akhirnya pada suatu saat ketika sedang tidak ada wali kelas saya, ada beberapa kakak kelas saya yang datang dan mengejek-ejek saya. Teman-teman saya pun langsung berhamburan keluar kelas dan menghadang kakak kelas saya yang mendatangi kelas saya, saya pun ikut keluar. Tetapi saya pun justru ditendang oleh kakak kelas saya, dan saya langsung menangis. Tetapi Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan kelas 1 bersama teman-teman saya yang lain dalam bimbingan Bu Palupi dengan baik.
                Tahun kedua saya menuntut ilmu di sekolah ini, saya dan teman-teman diajar oleh Bu Lina. Ketika itu Thoriq menjadi ketua kelas, setelah diadakan voting. Di kelas 2 saya sangat menikmati masa tersebut, meskipun saya sedikit dikucilkan oleh teman laki-laki saya waktu itu. Pelajaran yang paling saya sukai pada waktu itu adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), saya juga suka pelajaran menggambar yang diajarkan oleh Pak Sugik. Di kelas 2 saya juga dikenalkan dengan perkalian dan pembagian, materi matematika yang saya gunakan sampai sekarang. Pelajaran TIK yang diajarkan oleh Pak Yono juga sangat menarik untuk dipelajari, pada saat itu materi yang diajarkan adalah mengenai Tux Paint. Saya pun masih sering dibully, tetapi kali ini tidak dari kakak kelas, justru yang membully saya biasanya adalah siswa kelas lain yang masih satu angkatan dengan saya. Dan yang cukup aneh adalah saya malah dibully lebih kasar oleh teman sekelas saya sendiri. Saya juga mendapat tiga teman baru, yaitu Desta , Rafa, dan Feby. Yang disayangkan adalah saya pun harus berpisah dengan salah satu teman saya,  teman saya tersebut bernama Naila.
                Saya pun sampai akhirnya di kelas 3, wali kelas saya di kelas 3 adalah Bapak Nursamsi. Di kelas inilah saya mulai merasakan persaingan dalam meraih prestasi di kelas saya, alhasil saya pun juga tidak menerima bully dari teman-teman saya. Almer menjadi ketua kelas saya waktu itu, kondisi kelas pun menjadi lebih kondusif dibandingkan dengan tahun lalu. Kelas kami juga mendapat siswa pindahan dari Habibullah, namanya adalah Nazera. Pelajaran yang diajarkan juga lebih menarik, sehingga “rakyat” kelas 3B juga betah berada dalam kelas.
                Kelas 4B saya singgahi selama 1 tahun, kembali lagi bersama Bapak Nursamsi. Kali ini pelajaran lebih terasa di aktivitasnya, tidaklah aneh karena di kelas 4 ini pertama kalinya saya merasakan pelajaran Kurikulum 2013 yang tidak dikelompokkan berdasarkan mata pelajaran, tetapi berdasarkan tema. Kelas ini adalah kelas pertama saya yang menggunakan proyektor, sehingga memudahkan pelajaran disampaikan dari guru kepada muridnya. Saya juga merasa rindu dengan salah satu teman saya yang pindah ke Surabaya, dia adalah Firdaus. Dan saya juga mendapat teman baru yang berasal dari Bali, namanya Louisa.
                Semakin lama saya menuntut ilmu di sekolah ini, semakin besar tantangan saya dalam nanti  menghadapi USBN. Perasaan tersebut terkadang muncul dalam pikiran saya waktu kelas 5. Di kelas inilah saya mulai berkonsentrasi dalam belajar agar bisa sukses nanti. Wali kelas saya waktu itu adalah Bu Gunarti, beliau adalah cermin sosok yang tegas dalam mendidik murid-muridnya. Tidak jarang beliau menegur muridnya yang melakukan kesalahan, beliau juga sering menghukum muridnya yang melakukan pelanggaran tata tertib. Tetapi saya yakin bahwa beliau selalu menginginkan yang terbaik bagi muridnya, agar muridnya menjadi disiplin dan patuh pada aturan.
                Inilah masa yang sedang saya lalui, masa yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Masa yang penuh dengan waktu untuk belajar. Di kelas ini saya “berguru” kepada Ibu Purwati, beliau adalah guru kelas 6B. Saya banyak belajar di kelas ini, mengenai pelajaran, tata krama, kedispilinan, tata tertib, konsistensi, konsentrasi, dan hubungan dengan Yang Maha Esa. Kondisi saya ketika pertama kali masuk di kelas ini kurang stabil, terkadang nilai baik, terkadang nilai cukup. Tetapi melalui proses yang berkelanjutan, Alhamdulillah nilai saya mulai secara bertahap meningkat. Saya pun mencoba memberanikan diri untuk mengikuti lomba di luar sekolah. Saya terus ingin menambah pengalaman dalam menuntut ilmu di kelas ini. Masukan selalu menempel dalam kepala saya, nilai saya perlahan konstan. Di masa ini, saya rasa ada “chaos” dalam diri saya yang cukup sensitif. Sebagai contoh ketika “bully” di sekitar saya mulai beraksi dan menyasar saya, secara spontan ada rasa ingin membalas dalam benak saya, dan saya ambil tindakan langsung secara fisik jika dia juga secara fisik. Meskipun begitu, saya mencoba untuk tetap tenang dan sabar. Karena saya sendiri tidak berharap akan terjadi konflik sesama pelajar. Ketika saya sedang mengetik teks ini, saya dalam 1 bulan menuju USBN.

                Terima kasih bagi yang telah membaca teks ini, saya mohon doanya agar diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah SWT. Dalam menempuh Ujian Sekolah Berstandar Nasional.

Comments

Post a Comment

Popular Posts